Tentu kami berbahagia pada acara peringatan Hari Pustakawan Indonesia ini, kami pengurus IPI Kabupaten Enrekang bisa berjumpa dengan para pustakawan dan pengelola perpustakaan yang ada di kabupaten Enrekang. Terutama lagi kami merasa bergembira karena dalam perayaan yang dikemas dalam bentuk workshop dan seminar, Bapak Bupati Enrekang dapat hadir memberikan motivasi, dan tentu yang luar biasa bagi kami karena Kepala Perpustakaan Nasional RI dapat menyampaikan kebijakan, pikiran dnan membagikan semangat kepada seluruh tenaga perpustakaan yang hadir kali ini.
Dalam kesempatan ini, izinkan saya mewakili rekan-rekan pengurus IPI kabupaten menyampaikan laporan sekaligus apresiasi dan harapan kami.
Bapak/Ibu/Saudara para peserta yang kami banggakan,

Sejujurnya, saya bisa berdiri di sini, atau menjadi pustakawan seperti saat ini, itu karena akumulasi dari ikhtiar Bapak-Bapak yang berada di depan saya, pada kapasitasnya masing-masing dalam mendorong pengembangan perpustakaan. Karena itu, kami berterima kasih karena adanya kebijakan dari Bapak Bupati Enrekang selama periode kepemimpinan beliau, yang membuka formasi pustakawan. Pada periode Bapak Bupati, tercatat oleh kami setidaknya 4 kali pembukaan penerimaan formasi untuk pustakawan. Dan saya termasuk yang mendapatkan kesempatan itu pada tahun 2015, dan tahun berikutnya bertambah lagi formasi pustakawan, bahkan formasi pustakawan di perpustakaan sekolah. Tentu ini juga termasuk adanya dukungan dari Bupati sehingga di kabupaten Enrekang telah ada pustakawan utama. Dan berdasarkan informasi yang kami peroleh, Enrekang adalah salah satu kabupaten yang pustakawannya terbanyak di Sulsel. Hingga saat ini tercatat sudah 24 pustakawan dengan status ASN. Bagi kami bertambahnya pustakawan di Enrekang tidak lepas dari komitmen yang telah ditunjukkan oleh Bapak Bupati dalam pengembangan SDM Perpustakaan di Enrekang.
Dalam kesempatan ini, kiranya kita harapkan dapat meningkat lagi, apalagi bahwa saat ini sudah ada prodi perpustakaan di UNIMEN, yang barangkali tahun depan sudah memiliki alumni. Mohon izin bapak, termasuk rekan-rekan kita yang ada di sekolah bisa pula ditingkatkan statusnya, serta di sini hadir para pengelola perpusdes yang sama mengharapkan dukungan.

Kami juga tentu berterima kasih kepada Bapak Kepala Perpustakaan Nasional yang begitu menginspirasi kami selama ini untuk terus bergerak di dunia kepustakawanan. Tidak saja karena beliau telah memberikan konstribusi bagi pengembangan perpustakaan di Enrekang, yang bisa direpresentasikan dengan kemegahan Gedung ini. Namun dari setiap gelaran webinar dan seminar yang kami ikuti, selalu ada hal-hal yang menggugah pustakawan untuk memberikan yang terbaik bagi daerah dan meyakinkan masyarakat akan pentingnya literasi.
Kami ingat betul. betapa pak Kepala Perpusnas RI merubah paradigma dari manajemen koleksi ke manajemen yang menekankan transfer of knowledge. Peran ini saya kira penting, karena bersama dengan para guru yang memang juga bertugas untuk mentransfer ilmu dan pengetahuan, maka pustakawan pun saat ini dipacu untuk menyebarkan pengetahuan dalam praktik berbagi pengetahuan melalui koleksi atau literasi terapan bagi masyarakat secara inklusif. Menjadikan perpustakaan ruang meningkatkan keterampilan masyarakat, sehingga apa yang menjadi tema kita yakni masyarakat yang berpengetahuan dan produktif.
Jujur, saya pribadi, sangat banyak mendapatkan ilmu dari beliau, kenapa tidak beliau adalah guru kami, tepatnya pernah menjadi dosen kami selama 2 semester sewaktu beliau masih aktif mengajar di UIN Alauddin Makassar. Bahkan boleh dikatakan, dari setiap proses yang kami lewati, Pak Syarif selalu menghadiri, saat saya ketua HIMAJIP beliau menghadiri acara sederhana kami, saat di BEM, saat di Ikatan Alumni beliau jauh-jauh dari Jakarta untuk memenuhi undangan kami. Dan kami begitu bangga karena beliau ada di tengah-tengah kita hingga hari ini terus membagi semangat, bahkan di luar hari formal kerja.

Bapak/Ibu Sekalian, apa yang kami gelorakan dengan spirit “Pustakawan Inisiatif” sesudah dilantik Bapak Bupati 3 di Maiwa saat pandemi, sesungguhnya menemukan relevansinya saat pak Syarif Bando melakukan banyak inisiatif-inisiatif di Perpustakaan Nasional. Setidaknya yang kami dengarkan langsung dari beliau, misalnya menangkap arahan pusat terkait pengembangan wisata nasional, Pak Syarif Bando tanpa diminta, ia membuat buku tentang wisata tersebut karena adanya kepercayaan bahwa wisata tanpa narasi itu tak mungkin, dan pustakawan dapat menyiapkan hal itu.
Dalam laporan ini kami, menyampaikan terima kasih kepada dinas perpustakaan dan kearsipan yang sudah sangat membantu berjalannya acara seminar ini, bahkan karena saking mendukungnya acara ini serasa milik bersama. Juga kepada narasumber kita yang hadir, Bu Ismaya Kaprodi Perpustakaan dan Pak Kabid Pemerintahan Desa yang sebentar berbagi ke kita sekalian terkait dukungan kebijakan bagi teman-teman pengelola perpustakaan desa, khususnya dalam mendorong program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Izin Pak Kabid, teman-teman pengelola perpustakaan juga mengharapkan peningkatan kesejahteraan dalam menjalankan program literasi untuk kesejahteraan, karena banyak di antaranya yang aktif dan kreatif namun daya tahan dan keberlanjutaanya dipengaruhi oleh apresiasi yang kita berikan.
Bapak ibu yang kami hormati, Hari Pustakawan Nasional yang diperingati pada tanggal 7 Juli lalu merupakan hari jadi IPI. Dan saat ini IPI sudah memasuki 50-Tahun. Tentu ibarat batita, IPI Kabupaten Enrekang yang baru ada 3 tahun ini, masih dalam fase untuk bertumbuh, bahkan baru belajar dalam segala hal. Karena itu kami sangat membutuhkan banyak masukan untuk bisa berkembang dengan baik. Dari proses inilah kami mencoba untuk tumbuh menjadi “Pustakawan Inisiatif”.
Dengan semangat ini kami mencoba untuk memberikan sedikit konstribusi dalam pengembangan ekosistem literasi. Marilah kita memulainya, misalnya dengan tripusat Pendidikan untuk mewujudkan ekosistem ini, literasi dalam keluarga, literasi sekolah, dan literasi masyarakat atau Pendidikan informal, formal dan nonformal. Hadirnya literasi melalui perpustakaan keluarga, perpustakaan sekolah, perpustakaan masjid, dan TBM, perpustakaan umum di desa dan kabupaten adalah sejumlah ruang yang berperan memastikan pembelajar sepanjang hayat, terjalin sinergi dan integrasi menjadi ekosistem literasi.

Bapak/Ibu para hadirin yang saya hormati,
Demikianlah laporan ini. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam seminar literasi ini. Semoga seminar ini membawa spirit bersama dalam mengembangkan literasi di Kabupaten Enrekang. Terima kasih. Wabillahi taufik wal hidayah.