Pustakawan kini dinarasikan sebagai episentrum dalam menumbuhkan budaya literasi. Beberapa tahun belakangan, acara-acara penting Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengistimewakan pustakawan dalam jargon. Jelas tersirat di situ, ajakan progresif dan kepercayaan kepada pustakawan tatkala mengusung “pustakawan bergerak”, “pustakawan berkarya”, dan yang terkini “inovasi dan kreativitas pustakawan”. Apakah hal ini sudah disanggupi oleh semua pustakawan?
Esai ini merupakan refleksi sekaligus menawarkan praksis yang kiranya menguatkan pustakawan berinovasi, khususnya dalam lingkup perpustakaan umum. Sebab hemat saya, dalam menyiapkan diri ke arah itu kiranya kita juga menyapa realitas internal-aktual dan “standing position” pustakawan. Nantinya, hal inilah yang turut menentukan pustakawan mampu berkreasi dan menunjukkan perannya dalam transformasi perpustakaan umum berbasis inklusi sosial.
Menyelami Makna Pustaka
Sudah agak lama stigma pustakawan lekat dengan beragam kondisi yang inferior. Hal ini tentu saja berpengaruh pada mental dan kepercayaan diri pustakawan. Apalagi kultur teknis dan birokratis yang selama ini banyak dikritik oleh pemikir kepustakawan rupanya masih menyelimuti nuansa kerja di perpustakaan umum. Seperti para guru, pustakawan pun masih dibayangi laporan administratif dan prosedural dalam meningkatkan kinerja dan karirnya. Maka, alih-alih berpikir inovatif, malahan rutinitas kelihatan lebih kentara ketimbang interaksi kepada pemustaka. Apalagi bila ruang untuk tampil kreatif dan inklusif belum ditopang oleh struktur dan kultur organisasi yang punya passion for knowledge.
Pada ranah identitas, ada yang menyebut pustakawan belum mantap berbicara literasi di tengah-tengah masyarakat. Sorotan itu utamanya mengarah pada pemaknaan pustaka yang dijadikan semata-mata objek kerja. Banyak dijumpai pustakawan tak gemar membaca. Karenanya pustakawan diterka berjarak dari praktik membaca itu sendiri, padahal ia selayaknya teladan yang utama untuk menciptakan kultur membaca. Kondisi itu tak ayal memicu disparitas pustakawan dengan penggerak literasi dalam argumen dan praktik literasi masyarakat.
Merespon soal itu, sudah saatnya bila pustakawan (sejatinya) memaknai pustaka serupa berkhidmat pada pengetahuan, selagi membangun spirit transformatif. Pijakannya, pustakawan menahbiskan pustaka layaknya “organisme hidup” seperti kata Muhidin M. Dahlan, atau “media sosial” bagi M. Aan Mansyur. Ilustrasi pemaknaan yang diberikan oleh kedua pustakawan (komunitas) itu, pada prinsipnya bertautan dengan makna pustaka sebagai institusi sosial, sebagaimana perspektif Putu Laxman Pendit dalam tinjauan epistemologi sosial. Tentu saja, pustakawan yang mencerna esensi pustaka diharapkan mampu memantik lembaganya bertumbuh dalam kultur (manajemen) pengetahuan.
Dari situ, jelas kiranya pustakawan haruslah menanamkan gairah berpengetahuan, seumpama mengalami masa inkubasi. Apalagi sebenarnya kelapangan waktu untuk membaca telah terbentang luas setelah terpasang sistem otomasi di perpustakaan. Lagi pula, praktik membaca sebenarnya simultan saat pustakawan menyusun bibliografi, tentunya bila ditekuni secara kultural. Modal pengetahuan (intellectual capital) inilah yang selanjutnya akan menjadi energi dalam berinteraksi dan sharing knowledge kepada pemustaka.
Pelibatan Pemustaka dan Sinergi Aksi Literasi
Berangkat dari pemahaman kepustakawanan yang fundamental itulah, pustakawan menjumpai narasi yang menjadi landasan bergerak. Terutama bila pustakawan diberi ruang kepercayaan (kemerdekaan) yang kuat dari lembaganya, maka peluang untuk mengagendakan inovasi dan kreativitas segera dapat disusun. Karenanya, transformasi perpustakaan umum yang saat ini didorong hendaknya menaruh optimisme pada profesionalisme pustakawan. Jika perlu petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan ikut menopang pustakawan berkarya dalam transformasi inklusi sosial.
Dengan bekal tersebut, pustakawan menyiapkan diri dalam memfasilitasi kelas-kelas berbagi pengetahuan seperti bincang buku dan peristiwa literasi lainnya. Tidak saja menjadi fasilitator kegiatan dan belajar, tetapi inkubator pengetahuan dalam diskusi yang menetaskan kognisi dan invensi. Ikut berdialektika secara terbuka. Terciptanya kultur layanan yang komunikatif dan inklusif seperti itu dapat membangun relasi yang solid dengan pemustaka, dan tidak menutup kemungkinan pemustaka ikut terlibat lebih jauh menjadi library supporter untuk keberlanjutan agenda. Keikutsertaan pemustaka potensial, khususnya dari kalangan mahasiswa, didasari dari terbitnya kesadaran kritis dalam proses diskusi.
Sebagai contoh, dampak dari keterlibatan pemustaka sampai pada inisiatif bersama pustakawan membuat Klub Baca Pemustaka, Kemah Pustaka, Blog Pemustaka, hingga promosi pentingnya membaca pada masyarakat . Kolaborasi dan pelibatan kelompok pemustaka (community engagement) seperti ini pada dasarnya merupakan strategi dari transfomasi perpustakaan umum berbasis inklusi sosial yang selama ini dijalankan Perpustakaan Nasional.
Perpustakaan umum yang melibatkan pemustaka juga dapat memberi kesempatan untuk menyusun strategi, menampung solusi dan masukannya dari aspek psikologi sosial, kognisi sosial, dan praktik cerdas yang kiranya dijadikan rencana pengembangan perpustakaan yang lebih inklusif. Tujuannya tidak sebatas “membina” kelompok pembaca, melainkan bersinergi menyelami dunia ‘publik pembaca’. Karena itu, pemustaka ditempatkan sebagai bagian dari ekosistem transformasi perpustakaan umum.
Misalnya, kala pustakawan mendapati pelajar malah asyik bermain game ketimbang membaca buku, maka pemustaka ‘teladan’ atau kelompok pembaca dapat berpartisipasi mendekati pelajar itu secara lebih akrab untuk diajak mengakses layanan dengan positif. Jadi tak hanya pustakawan yang mengarahkannya, tetapi juga pemustaka lainnya. Sehingga tercipta nuansa saling menyapa dan menghidupkan kultur membaca di dalam perpustakaan umum.
Lebih lanjut, perpustakaan umum perlu membangun sinergi secara kelembagaan dengan sekolah dan perguruan tinggi. Salah satunya dengan mendorong sekolah/kampus untuk menjadikan literasi di luar sekolah/kampus sebagai bagian yang integral dalam gerakan literasi sekolah. Dengan begitu, para pelajar maupun mahasiswa punya interaksi yang intens dengan pustakawan, dan perpustakaan umum pun terhubung dengan pendidikan formal dalam ekosistem literasi.
Untuk mendorong lebih semarak, perpustakaan umum bisa memberi apresiasi kepada pemustaka secara periodik. Bahkan jika dianggap perlu, pelajar yang rajin membaca dan meminjam buku, diberi catatan dalam bentuk nilai. Sementara mahasiswa dan tokoh pendidikan yang terlibat aktif dalam memfasilitasi warga belajar (secara kontekstual) dan melejitkan literasi masyarakat di perpustakaan juga mendapat apresasi. Strategi ini setidaknya turut mendukung kultur ‘merdeka belajar’ dan ‘kampus merdeka’ yang digalakkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jika ini berlansung, perpustakaan umum kian merepresentasikan ruang belajar yang mandiri.
Perhatian terhadap pemustaka, pada akhirnya tidak terbatas pada penyediaan ruang berkreasi (makerspace) atau konsep co-working space saja, namun juga terjalin ruang percakapan yang produktif dan berkesinambungan. Pustakawan senantiasa menjadi kawan pustaka (pengetahuan) yang interaktif bagi pemustaka. Di sini, makna inklusi sosial terangkai pada sikap empatik pustakawan kepada pemustakanya dalam setiap momen berbagi pengetahuan.
Hemat saya pemustaka yang selama ini dominan dikunjungi oleh usia belajar, utamanya mahasiswa, sudah saatnya turut berperan meretas nuansa “ekslusif” dengan menjadi bagian dari ekosistem yang mendorong masyarakat berpengetahuan di perpustakaan umum. Misalnya dalam konteks desa, kampus dan mahasiswanya dapat menopang perpustakaan umum berbasis inklusif melalui KKN Tematik Literasi Desa. Hal ini bisa jadi solusi dari data Perpustakaan Nasional RI yang menunjukkan jumlah pengunjung usia belajar lebih dominan ketimbang masyarakat pekerja.
Dari Kurator Pengetahuan Menuju Aktivis Sosial-Budaya
Komitmen pustakawan dalam menggelorakan inklusi sosial di Perpustakaan Umum selanjutnya memberi kesempatan baru untuk mengjangkau banyak pegiat literasi, pendidik informal, hingga komunitas kreatif. Kesempatan ini harus dibuka dengan inklusivitas pustakawan yang humanis. Sebab konsep inklusi sosial berangkat dari kesadaran akan peran perpustakaan dalam mengatasi ekslusi sosial , utamanya dalam konteks mengentaskan kemiskinan (informasi) dan angka pengangguran di Indonesia.
Melalui program transformasi perpustakaan umum berbasis inklusi sosial yang dicanangkan oleh Perpustakaan Nasional RI sejak tahun 2018, ini menandakan fungsi pustakawan tak lagi sebatas penyedia pustaka, sebab dipacu untuk bergiat lebih pada aspek sosial budaya. Apalagi isu Social Inclusion in Public Library sudah muncul sejak awal tahun 2000-an. Hal ini juga relevan pada apa yang diisyaratkan oleh Putu Laxman Pendit bahwa Kepustakawanan Berbasis Inklusi Sosial (dan pada tulisannya yang lain) kelak pustakawan adalah aktivis sosial-budaya.
Dalam praktik inklusi sosial ada tiga transformasi layanan yang didorong pustakawan yakni ruang berbagi pengalaman, ruang belajar kontekstual dan ruang berlatih keterampilan. Ketiga desain mengisyaratkan keterampilan sosial (social skill) pustakawan dalam memfasilitasi kegiatan “literasi untuk kesejahteraan”. Ini jualah yang diulas R. David Lankes dalam The Atlas of New Librarianship dengan menawarkan lanskap baru kepustakawanan yang memfasilitasi penciptaan pengetahuan masyarakat (komunitas). Maka tak salah bila pustakawan pun dipandang sebagai aktor sosial dan katalisator budaya (literasi).
Untuk menguatkan hal itu, pustakawan mulai bertindak sebagai kurator pengetahuan (teks dan kontekstual). Ia mengelaborasi kemampuan kurator pengetahuan atau “intelektual content” dalam merajut jaringan sosial. Kurasi pengetahuan ini semacam portofolio bahwa pustakawan juga seperti budayawan yang bisa menjelaskan fenomena kebudayaan, baik dalam diskusi maupun menulis. Karena kerja literasi itu sendiri adalah kerja (pemajuan) kebudayaan. Maka, komitmen terhadap sosial ini melampaui layanan informasi yang tersedia di rak-rak buku.
Pustakawan dalam program inklusi sosial senantiasa melakukan percobaan sosial dengan tools literasi informasi terapan/inklusif yang tidak mengabaikan pengetahuan lokal (kontekstual) dan sumber nilai budaya. Usaha ini dilakukan dalam kolaborasi bersama pembaca/penggerak literasi untuk menciptakan pengetahuan baru dan kerja pemajuan kebudayaan.
Hal itu dapat dilakukan, misalnya dengan merancang event literasi yang melewati diskursus, eksperimen dan aktualitas sosial-budaya. Misalnya dalam Pekan Literasi , setiap item acara mengandung semangat community engagement, sehingga tidak menjadikan masyarakat sekedar peserta acara. Kegiatan yang demikian dirancang berbagi pengetahuan (sharing knowledge) dengan berfokus pada tema sentral yang diusung. Aksi literasinya menjangkau beragam sasaran pemberdayaan, sekaligus memantik mode berpikir (ekonomi) kreatif dalam jaringan kerja budaya (literasi).
Alhasil, kemampuan kurasi pengetahuan merepresentasikan upaya pustakawan mengintegrasikan potensi lokal dalam aksi literasi. Contoh konkret untuk menggambarkan, misalnya dengan mempraktikkan agroliterasi sebagai bagian dari upaya pustakawan memasuki dunia pertanian dengan aksi literasi yang kontekstual. Dari situ, tampak pustakawan juga punya ikhtiar menciptakan invensi dan inovasi pertanian dengan suguhan perpustakaan responsif. Pustakawan menyadari ia bagian dari relasi sosial-budaya yang turut membentuk dirinya dan cara pandangnya, sehingga praktik literasinya adalah penyuluhan dalam kultur agraris yang melingkupi.
Pada akhirnya, kemampuan pustakawan dalam mengelaborasi beragam gerakan literasi masyarakat juga membutuhkan kreativitas dan sikap kepustakawanan yang kosmopolit. Serupa prasetia, pustakawan bergerak dalam ekosistem literasi yang mencakup literasi sekolah/literasi dasar, literasi untuk orang dewasa, multi-literasi dan ragam jenisnya. Sama halnya pada saat ini, di mana gerakan literasi masyarakat yang terprogram di beberapa lembaga dan kementerian. Ke mana pun ia bergerak, literasi bisa diinternalisasikan di sana. Karena dengan itulah merupakan prasyarat bagi pustakawan sebagai aktivis sosial dan budaya (literasi).
Rdoqmk
cheap lasuna pill – order diarex generic order generic himcolin
Cwbncg
buy besifloxacin paypal – order sildamax pills sildamax online
Htcwnu
order gabapentin 600mg generic – motrin 600mg ca azulfidine 500 mg tablet
Ilvrrj
buy probenecid pills for sale – etodolac 600 mg usa order carbamazepine 400mg
Wfxxrn
buy colospa 135mg generic – buy colospa 135mg generic order cilostazol 100mg
sibiash
generic priligy online Which of the following statements concerning suicide are correct
Zpnfdp
buy celecoxib 200mg online – urispas pills order indocin 75mg capsule
Ahtxnt
cost voltaren – brand aspirin 75 mg aspirin where to buy
Jyirhn
buy rumalaya pills – cheap shallaki without prescription buy generic endep online
Kgiobx
order pyridostigmine generic – imitrex online imuran 25mg pill
Xfsqex
buy diclofenac pills – how to get nimotop without a prescription nimotop pill
Ucxvox
baclofen 25mg drug – piroxicam generic buy feldene 20mg generic
Iakdyv
how to buy meloxicam – meloxicam 7.5mg brand generic toradol
Yosneb
order cyproheptadine 4mg online cheap – cyproheptadine 4mg for sale order generic tizanidine 2mg
Ttvdgo
trihexyphenidyl medication – artane brand voltaren gel where to order
Bqrxim
buy omnicef 300 mg pill – buy cleocin generic where can i buy clindamycin
Xyhzda
order isotretinoin 20mg online cheap – oral isotretinoin 10mg buy deltasone 10mg online
k8gameioAleld
パチスロ聖闘士星矢-女神聖戦(V2)
k8 カジノ パチンコ S 機動戦士ガンダムユニコーンパチスロ スロット 機械割 解析 天井 初打ち 打ち方 スペック ゾーン 設定判別 ヤメ時・演出・プレミアムまとめ
ボーナスゲームの演出が豪華で、楽しみが倍増します。目が離せません。
CR戦国乙女〜花〜
https://www.k8o.jp/tags/money-train-3-%E3%82%B9%E3%83%AD%E3%83%83%E3%83%88%E3%82%B2%E3%83%BC%E3%83%A0%E3%81%AE%E6%9C%80%E6%96%B0%E6%83%85%E5%A0%B1%E3%81%A8%E3%83%97%E3%83%AC%E3%82%A4%E3%83%A4%E3%83%BC%E3%81%AE%E8%A9%95
迫力あるバトル演出が魅力。原作ファンにはたまらない作品です。
輪るピングドラム
P緋弾のアリア ~緋弾覚醒編~ Ver.199
ミリオンゴッド-神々の凱旋
L 戦国乙女4 戦乱に閃く炯眼の軍師
ヒデキに夢中!!
Opsfuj
order deltasone generic – buy zovirax purchase zovirax creams
Ioudrr
order acticin generic – buy tretinoin cream online cheap oral retin cream
Uhypal
buy betnovate cream – buy adapalene generic monobenzone price
Enfbtd
metronidazole order – buy flagyl generic cenforce for sale online
k8gameioAleld
L 大工の源さん 超夢源
新世紀エヴァンゲリオン 決戦 プレミアムモデル
ボーナスゲームの演出が豪華で、楽しみが倍増します。特に大当たり時は圧巻。
北斗の拳 修羅の国篇
https://www.10k8.com/tags/%E6%88%A6%E7%95%A5%E7%9A%84%E3%81%AA%E3%83%97%E3%83%AC%E3%82%A4
定期的に新しいイベントがあり、飽きずに楽しめます。新しい体験が待っています。
モンスターハンター月下雷鳴
スマスロ転生したらスライムだった件(転スラパチスロ)
P DD 北斗の拳2 ついでに愛をとりもどせ!! ラオウ
八代將軍-自動回転
Pガールズパ ンツァー 劇場版
Vzotwc
amoxiclav online order – synthroid 150mcg over the counter order levothyroxine online
Poapyf
cleocin online buy – order cleocin pill indocin 75mg pills
Usejqk
order hyzaar pills – cozaar pills generic keflex 250mg
Jyqbkc
order eurax cream – purchase aczone aczone for sale online
Cdxpql
buy provigil pills for sale – buy meloset 3mg without prescription melatonin 3 mg uk
Fywwwl
buy generic bupropion – cheap shuddha guggulu without prescription shuddha guggulu without prescription
Lksvyo
prometrium 200mg drug – buy prometrium generic purchase fertomid generic
Azlfdx
cheap capecitabine 500 mg – cheap generic ponstel buy danocrine 100 mg online cheap
Dxaufn
buy norethindrone online – order careprost without prescription how to get yasmin without a prescription
Zoauuh
alendronate 70mg tablet – oral fosamax 35mg order medroxyprogesterone 10mg sale
Uexilo
order cabergoline without prescription – where to buy premarin without a prescription buy alesse without prescription