Fiersa Besari Live at Dante Pine dan Semestanya



Siapa yang belum mengenal Fiersa Besari?

Pemusik yang tahun ini masuk dalam deretan 5 besar Top Indonesian Artist of 2018 oleh Spotify. Berangkat dari lagu-lagunya yang puitis, seakan menghipnotis penggemarnya datang ke Dante Pine.

Minggu (8/12/2019), Fiersa Besari memenuhi undangannya tampil di Mammesa’ Festival. Di bawah pohon pinus dan tanah yang dibasahi hujan pada sore hari, ia memuaskan dahaga para penonton yang telah menunggu.

Bagi sebagian orang, Fiersa Besari punya keistimewaan yang menarik. Karena bukan musik saja yang membuatnya dikenal, tetapi juga tulisan dan buku yang diterbitkan.

Mungkin saja di Dante Pine, ada yang menunggunya berbicara literasi. Alih-alih mendengarkan nyanyiannya.

Di balik kemungkinan itu, momen hadirnya Fiersa Besari bisa mengantar orang membaca bukunya atau menonton videonya yang mengajak menulis.

Dalam beberapa obrolan di Mammesa’ Festival, orang-orang juga mulai membicarakan aktivitasnya yang multi itu. Bahkan ada yang mengapresiasinya sebagai sosok muda yang komplit. Passion-nya disukai sebagai penulis, pemusik dan pendaki.

Video Ahmad Dahlan Project

Kita bisa tahu itu semua juga karena ia aktif di Youtube. Merekam ceritanya membaca Pramoedya Ananta Toer, menayangkan perjalanan ke gunung, hingga mengalunkan puisi dengan suaranya yang mendayu.

Dalam video “Kenapa Saya Menulis”, kita bisa dengar sendiri kenapa ia membaca Pramudya Ananta Toer dan menulis.

“Saya tiba di kesadaran, bahwa dalam sebuah perjalanan, hal yang bisa menyelamatkan kita dari kebosanan adalah buku,” katanya.

Fiersa bercerita, buku Anak Semua Bangsa yang diterima dari kawannya di Ambon, seperti konspirasi saat kapal yang ditumpangi berhenti di Pulau Buru. Yah, di situ ia merasa terkorelasi dengan karya Pram yang rupanya ditulis di Pulau Buru.

Berikutnya, Fiersa Besari sepertinya terhubung kembali dengan Pramoedya Ananta Toer lewat lagu Ibu Pertiwi yang dinyayikan bersama dengan Iwan Fals dan Once untuk OST film Bumi Manusia.

Hari itu (8/12/2019) di Dante Pine, kami membawa bukunya dengan Motor Pustaka. Serupa “konspirasi alam semesta”, kami ingin terhubung lewat bukunya itu. Lalu menyediakan ruang talkshow yang harap bisa diisinya dengan cerita singkat literasi.

Konspirasinya adalah dekatkan penggemarnya dengan literasi, ajak jadi “Pecandu Buku”.

Alhasil, semesta belum berpihak wujudkan ekspektasi itu. Malamnya, semesta memang menghadirkannya bermusik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *