Berliterasi di Area Wisata



Kesadaran akan literasi sebagai aktivitas yang kreatif-produktif mulai mengemuka di Enrekang. Tonggak awal ini jelas akan mengobarkan gerakan literasi makin luas hentakannya. Argumen ini tanpa alasan, sebab beberapa organisasi dan komunitas di Enrekang sedang menggalakkanya.

Di beberapa tempat muncul ruang membaca yang diinisiasi oleh komunitas dengan mengusung identitasnya yang khas, semisal taman baca, titik baca, rumah baca, perpustakaan komunitas.

Selain itu, gerakan literasi juga dihadirkan dengan beragam kegiatan literasi yang membimbing membaca, mengasah kemampuan menulis dan berdiskusi.

Di minggu ini (17-18/2/2018), di akhir pekan yang cerah, dua gelaran kegiatan literasi sedang dihelat. Yang pertama, diadakan oleh HPMM komisariat UIN Alauddin Makassar di wisata Pinus Baredok dengan kegiatan Massenrempulu Weekend Literacy.

Suatu hal baru yang dilaksanakan oleh organisasi mahasiswa berbasis kedaerahan ini jika melirik ke belakang kecenderungan kegiatan-kegiatannya yang lebih dominan pada perlombaan, porseni atau gelaran try out masuk perguruan tinggi yang seakan telah dijadikan program rutin.

Di tempat lain, tepatnya di Dulang Malauwe Kelurahan Tuara, Komunitas Anthick dan Rumah Baca Tuara juga menghadirkan Camping Fun yang diisi dengan lapakan buku, bincang literasi dan pentas aksi.

FB_IMG_1518834571876Kedua kegiatan yang mengambil tempat terbuka (outdoor) ini menyuguhkan nuansa yang menyatu dengan alam. Literasi dihadirkan dengan kesejukan alam dan panoramanya. Sehingga secara tidak langsung, penempatan event literasi ini juga mendorong pariwisata Enrekang.

Apalagi dalam Massenrempulu Weekend Literacy, tema yang diangkat ialah “Pengenalan Wisata melalui Budaya Literasi dan Fotograpi“. Hal ini mengarahkan bahwa wisata dapat di eksplorasi melalui tulisan dan dokumentasi.

Kegiatan serupa bukan yang baru diadakan di Enrekang, sebab sejak tahun 2015, Komunitas Literasi Massenrempulu juga menempatkan kegiatan Kemah Pustaka di alam dan lokasi wisata. Demikian juga yang pernah diadakan bersama Taman Baca Sullung Pustaka Lewaja dalam kegiatan Workshop Menulis Wisata (travelling writing) sebagai rangkaian Festival Bisang tahun lalu.

Literasi memang penting dihadirkan dalam suasana yang menyenangkan. Ibaratnya literasi itu perkara serius, maka untuk mengimbanginya dibingkailah dengan suasana rileks. Bisa jadi praktik literasi semisal menulis dan membaca, itu lebih efektif dikerjakan saat berada di area wisata.

Tentunya literasi tidak hanya sebatas jargon (istilah) yang dibawa kemana saja. Tidak lagi semata perayaan belaka dengan suguhan pernak-pernik ala literasi. Melainkan, ruang (wisata) yang di tempatinya menjadi saksi atas praktiknya yang signifikan dan konstributif.

Maka selain tempatnya yang rekreatif, diperlukan kesiapan konsep kegiatan yang kreatif dan impaknya melegakan ekspektasi. Sehingga kesegaran yang diperoleh terpancar dari dua hal; wisata (alam) dan literasi (materi).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *