Buku adalah pengusung peradaban, tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Barbara Tuchman, 1989). Tanpa buku, Tuhan diam, keadilan terbenam, sains alam macet, sastra bisu dan seluruhnya dirundung kegelapan (Thomas V. Bartholin, 1672). Demikian kalimat yang diucapkan oleh Barbara Tuchman dan Thomas V. Bartholin, yang memberikan pesan kepada kita bahwa buku merupakan unsur penting dari perkembangan ilmu pengetahuan. Terutama bagi yang menyatakan dirinya sebagai kaum intelektual.
Salah satu yang disebutkan diatas, jika tanpa adanya buku maka “sastra bungkam” dan “sastra bisu”. Artinya studi sastra senantiasa harus bergelut dengan buku. Bahkan mustahil hari ini sastrawan bisa eksis tanpa buku, sekalipun itu adalah sastra lisan. Sebab itu seorang sastrawan maupun yang menekuni studi sastra, harus dekat dengan buku dan perpustakaan. Hal ini juga disarankan oleh Rene Wellek dan Austin Warren dalam buku Teori Kesusastraan (2014), bahwa kemampuan menggunakan perpustakaan sangat penting bagi setiap orang yang ingin menekuni studi sastra.
Disamping itu, keduanya menyarankan bahwa detail teknis pembuatan katalog dan keterangan bibliografi boleh diserahkan kepada pustakawan atau ahli bibliografi. Tetapi untuk memperoleh nasakah-naskah yang di inginkan, diperlukan pengetahuan perpustakaan mana yang dapat dimanfaatkan dan buku acuannya. Olehnya seorang yang bergelut dibidang studi sastra hendaknya mengasah kemampuan literasi informasi. Apalagi bahwa sesungguhnya sastrawan atau yang menekuni studi sastra, pada dasarnya berkecimpung dalam dunia literasi (aksara) atau literature.
Ada banyak sastrawan pada masa lampau yang juga merupakan pengelola perpustakaan. Karena mereka memiliki sumber daya koleksi-pustaka yang melimpah, maka telah banyak karya yang kemudian dilahirkan dari sana. Bahkan tidak sedikit dari sastrawan memiliki perpustakaan pribadi sebagai bentuk kedekatannya dengan buku-buku. Hal inilah alasan mengapa sastra akan bungkam dan bisu tanpa buku, perpustakaan, sastrawan dan orang-orang yang menekuni kesusastraan. (irs)